Translate

Sunday, March 8, 2015

Besaran Fisika dan Pengukuran (singkatan dan satuan warna merah tebal "BOLD")

Besaran Fisika dan Pengukuran

A. Besaran Fisika dan Satuan
1. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan
Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50 kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel.
Tabel Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik
Tabel beberapa contoh garam
N0Besaran PokokSatuan SI/MKKSSingkatanSatuan Sistem CGSSingkatan
1Panjangmetermcentimetercm
2Massakilogramkggramg
3Waktudetiksdetiks
4SuhukelvinKKelvink
5Kuat arus listrikampereAstat amperestatA
6Intensitas cahayacandelaCdcandelaCd
7Jumlah zatkilo molkmolmolmol
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr).
Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
N0Besaran TurunanPenjabaran dari Besaran PokokSatuan dalam MKKS
1LuasPanjang × Lebarm2
2VolumePanjang × Lebar × Tinggim3
3Massa JenisMassa : Volumekg/m3
4KecepatanPerpindahan : Waktum/s
5PercepatanKecepatan : Waktum/s2
6GayaMassa × Percepatannewton (N) = kg.m/s2
7UsahaGaya × Perpindahanjoule (J) = kg.m2/s2
8DayaUsaha : Waktuwatt (W)= kg.m2/s3
9TekananGaya : Luaspascal (Pa) = N/m2
10MomentumMassa × Kecepatankg.m/s
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.

RUMUS RUMUS MATEMATIKA

Rumus – rumus


Rumus-rumus Bangun Datar
A. Persegi
Luas = sisi x sisi x 1 ukuran persegi
Keliling = 4 x sisi x 1 ukuran panjang
sisi = Akarkan Luas
sisi = Keliling dibagikan 4
_______________________________________________________________
B. Persegi Panjang
Luas = Panjang x Lebar x 1 Ukuran Persegi
Keliling = 2 x (Panjang + Lebar) x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
C. Segitiga
Luas = ½ x Alas x Tinggi x 1 Ukuran Persegi
Keliling = s + s + s x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
D. Lingkaran
Luas = 22/7 atau 3,14 x Jari-jari (r) x r x 1 Ukuran Persegi
Keliling = 22/7 atau 3,14 x Diameter (d) x 1 Ukuran Panjang
r = d dibagi 2
d = r dikali 2
_______________________________________________________________
E. Trapesium
Luas = ½ x (Jumlah Sisi Sejajar) x Tinggi x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
F. Jajaran Genjang
Luas = Alas x Tinggi x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
G. Layang – layang
Luas = ½ x Diagonal 1 x Diagonal 2 x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
H. Belah Ketupat
Luas = ½ x Diagonal x Diagonal x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran

RUMUS LUAS DAN VOLUME KUBUS

Rumus Luas dan Volume Kubus


Kubus merupakan bangun ruang yang memiliki Sisi (S) yang sama panjang. Jadi panjang kubus = lebar kubus = tinggi kubus = Sisi (S). 

Rumus untuk luas dan volume dari tabung adalah :
* Luas :
Luas dari satu buah sisi kubus = sisi x sisi ( sisi kubus adalah persegi)
Kubus memiliki 6 buah sisi. Jadi luas permukaan kubus adalah :
 = 6 x sisi x sisi
 = 6.S2  
 Luas permukaan kubus = 
* Volume : 
Volume kubus = Sisi x Sisi x Sisi
                       

Itulah rumus luas dan volume dari kubus.

TRIGONOMETRI (sinus.cosinus.tangen)

Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinuscosinus, dan tangen. Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.

Sinus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Right triangle
Sinus (lambang: sinbahasa Inggrissine) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang ada di depan sudut dengan sisi miring (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di kanan; berdasarkan definisi sinus di atas maka nilai sinus adalah
 \sin A = {\mbox{a} \over \mbox{c}}
\qquad \sin B = {\mbox{b} \over \mbox{c}}
Nilai sinus positif di kuadran I dan II dan negatif di kuadran III dan IV.
Hubungan sinus dengan kosekan:
\csc A = \frac{1}{\sin A}\,

Nilai sinus sudut istimewa

\sin 0^o = 0\,
\sin 15^o = \frac {\sqrt{6} - \sqrt{2}}{4}\,
\sin 30^o = \frac{1}{2}\,
\sin 45^o = \frac {\sqrt{2}}{2}\,
\sin 60^o = \frac {\sqrt{3}}{2}\,
\sin 75^o = \frac {\sqrt{6} + \sqrt{2}}{4}\,
\sin 90^o = 1\,

Kosinus

Right triangle
Kosinus atau cosinus (simbol: cosbahasa Inggriscosine) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang terletak di sudut dengan sisi miring (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di kanan. Berdasarkan definisi kosinus di atas maka nilai kosinus adalah
 \cos A = {\mbox{b} \over \mbox{c}}
\qquad \cos B = {\mbox{a} \over \mbox{c}}
Nilai kosinus positif di kuadran I dan IV dan negatif di kuadran II dan III.

Nilai cosinus sudut istimewa

\cos 0^o = 1\,
\cos 15^o = \frac{\sqrt{6} + \sqrt{2}}{4}\,
\cos 30^o = \frac{\sqrt{3}}{2}\,
\cos 45^o = \frac {\sqrt{2}}{2}\,
\cos 60^o = \frac {1}{2}\,
\cos 75^o = \frac{\sqrt{6} - \sqrt{2}}{4}\,
\cos 90^o = 0\,

Tangen

Right triangle
Tangen (lambang tgtanbahasa Belanda: tangens; bahasa Inggristangent) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang ada di depan sudut dengan sisi segitiga yang terletak di sudut (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90o).
Berdasarkan segitiga pada ilustrator (di kanan), berdasarkan definisi tangen, di atas maka nilai tangen adalah
 \tan A = {\mbox{a} \over \mbox{b}}
\qquad \tan B = {\mbox{b} \over \mbox{a}}
Nilai tangen positif di kuadran I dan III dan negatif di kuadran II dan IV.

Hubungan Nilai Tangen dengan Nilai Sinus dan Cosinus

\tan A = \frac{Sin A}{Cos A}\,

Nilai Tangen Sudut Istimewa

  • \tan 0^o = 0\,
  • \tan 15^o = 2 - \sqrt {3},
  • \tan 30^o = \frac{\sqrt {3}}{3}\,
  • \tan 45^o = 1\,
  • \tan 60^o = \sqrt{3}\,
  • \tan 75^o = 2 + \sqrt {3},
  • \tan 90^o = \infty\,

10 Trik Mudah dalam Melakukan Perhitungan Aritmatika

10 Trik Mudah dalam Melakukan Perhitungan Aritmatika

Oleh admin dalam Top pada June 05, 2013
Aritmatika merupakan cabang matematika yang mengikutsertakan perhitungan dasar seperti kali, tambah, kurang dan bagi. Bagi kebanyakan orang perhitungan dasar seperti itu sangatlah mudah, tapi bagaimana jika Anda disuruh menghitung angka besar seperti 225 x 225 atau 64x150? Trik berikut ini akan membantu Anda untuk melakukan perhitungan dengan lebih cepat dan mudah.
Trik Aritmatika Perhitungan Cepat dan Mudah
1. KUADRAT CEPAT (PERKALIAN PANGKAT DUA) DIMANA AKHIRANNYA 5
Jika Anda membutuhkan perkalian pangkat dua yang memiliki akhiran 5, Anda dapat melakukannya dengan sangat cepat dengan trik ini. Kalikan angka pertama dengan (dirinya sendiri ditambah 1), dan letakkan angka di akhir hasilnya.
  • Contoh Pertama: 352 (akhirannya adalah angka 5)

    35= (3x(3+1)) & 25 = (3x4) & 25 = 1225

     
  • Contoh Kedua: 752

    752 = (7x(7+1)) & 25 = (7*8) & 25 = 5625
2. PERKALIAN ANGKA 5 
Bagi kebanyakan orang perkalian angka 5 merupakan hal yang sangat mudah dan sangat mendasar, itu karena mereka sudah mehafal tabel perkalian angka 5. Tapi jika angkanya mulai besar maka waktu yang dibutuhkan-pun semakin lama dan semakin kompleks jika hanya mengandalkan itu, trik berikut ini sangat mudah.
Jika perkaliiannya dikalikan dengan angka 5, bagi pasangannya dengan angka 2 (singkatnya, ambil setengahnya). Jika hasilnya bulat, tambahkan angka 0 di akhir. Jika tidak, abaikan si sisa dan tambahkan angka 5 di akhir. Ini bekerja untuk semua angka.
  • Contoh pertama: 3184x5

    3184x5 = (3184/2) & 5 atau 0 = 1592 (bulat) & 0 = 15920

    seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, jika pembagiannya menghasilkan angka bulat maka tambahkan angka 0 di belakang, jika tidak maka tambahkan angka 5 di belakang.

     
  • Contoh kedua: 34821x5

    34821x5 = (34821/2) & 5 atau 0 = 17410,5 (tidak bulat) & 5 = 174105

    Jika angka tidak bulat, abaikan angka di belakang koma dan tambahkan dengan angka 5 di belakang.

3. PERKALIAN ANGKA 9 UNTUK ANGKA DI ANTARA 1-9
Trik perkalian angka 1-9
Cara satu ini benar-benar unik, tapi hanya bisa diterapkan untuk angka di antara 1-9 dan dikalikan dengan angka 9. Anda cukup melihat tangan Anda yang terbauka dan turunkan jari ke-x dimana x adalah  si pasangan perkalian dan didapatkanlah hasilnya.
  • Contoh pertama: 3x9

    Buka kedua telapak tangan Anda, turunkan jari ke-3 (Jika Anda membaca dari kiri maka turunkan jari ke-3 di tangan kiri Anda, jika dari kanan turunkan jari ke-3 tangan kanan Anda). Akan didapatkan bahwa 2 dan 7 jari masih berdiri. hasilnya adalah 27.

     
  • Contoh kedua: 9x9

    Buka kedua telapak tangan Anda, turunkan jari ke-9, akan didapatkan 1 jari dan 8 jari masih berdiri. hasilnya adalah 81.

     
Mungkin Anda akan lebih cepat mengalikannya karena Anda sudah menghafalnya, tetapi cara ini sangat unik dan untuk anak kecil ini akan sangat mudah membantu pembelajarannya.
4. PERKALIAN MENGGANTUNG (KALIKAN, KURANGI ATAU TAMBAHI)
Pada saat melakukan perkalian yang rumit tetapi menggantung seperti 51, 49, 48, 9 dan sebagainya, Anda dapat mengalikan pasangannya dengan angka terdekat lalu kurangi atau tambahi dengan sisa yang dimana si sisa adalah angka pasangannya ini. Berikut contohnya:
  • Contoh Pertama: 23x9 (9 menggantung, dekat dengan angka 10)

    23x9 = (23x10) - (23x1) = 230 - 23 = 207

    ini sebenarnya hanya penjabaran dari aritmatika dasar, yakni 23 x (10-1) = 23 x 9. Contoh ini akan dibahas lebih lanjut di perkalian 9, 99, 999 dan seterusnya.

     
  • Contoh Kedua: 87x42 (42 menggantung, dekat dengan angka 40)

    87x42 = (87x40) + (87x2) = 3480 + 174 = 3654
5. PERKALIAN ANGKA DERET 9, 99, 999 DAN SETERUSNYA
Di sini ada 2 cara untuk mengalikan angka 9 dengan cepat yang juga dapat dilakukan ke 99, 999, dan semua angka serupa. Cara pertama adalah menggunakan konsep pada poin nomor 4 yaitu perkalian menggantung. Cara kedua mungkin agak lebih kompleks, cuma pengurangannya lebih cepat, yaitu, kurangi si pasangannya dengan angka 1 lalu kalikan dengan angka terdekat ke 9, 99, 999 dan ditambah dengan 9, 99, atau 999 dikurang si pasangan-1. Berikut contohnya.
  • Cara Pertama: kalikan si pasangan dengan angka terdekat 999 lalu kurangi dengan si pasangan (konsep perkalian menggantung di poin ke-4).

    581*999 = (581*1000) - (581*1) = 581000 - 581 = 580419

     
  • Cara Kedua: kurangi si pasangan dengan 1 lalu kalikan ke angka terdekat 999 dan tambahkan dengan 999 dikurang si pasangan -1.

    581*999 =  (1000*(581-1)) + (999-(581-1)) = (1000*580) + (999-580) = 580000 + 419 = 580419
6. PERKALIAN DENGAN SALAH SATU ANGKA GENAP
Jika Anda harus mengalikan angka yang besar dan salah satu angkanya itu genap, Anda dapat selalu membagi angka genap itu dengan dua dan mengalikan dua ke pasangan satu lagi. Contohnya berikut ini.
  • Contoh pertama: 8x223

    8x223 = (8/2) x (223x2) = 4 x 446 = 2 x 892 = 1 x 1784 = 1784

     
  • Contoh kedua: 64x15

    64x15 = 32x30 = 16x60 = 8x120 = 4x240 = 2x480 = 960

7. PERSENAN DENGAN AKHIRAN ANGKA 5%
Trik Perkalian persen
Jika Anda harus mengalikan persenan dengan akhiran 5, ada cara mudah untuk melakukannya. Bagi si pasangan dengan angka 10 berkali-kali sesuai angka depan si persen, sebut saja hasilnya itu A. Maka hasilnya adalah A + (A/2).
  • Contoh pertama: 15% dari 35

    15% x 35  = (25/10) + ((25/10) / 2) = 2,5 + (2,5/2) = 2,5 + 1,25 = 3,75

     
  • Contoh kedua: 25% dari 55

    25% x 55 = (55/10) + (55/10) + ((55/10) / 2) = 5,5 + 5,5 + (5,5/2) = 11 + 2,75 = 13,75
8. KALIKAN DENGAN 4
Mungkin trik berikut ini tidak begitu spesial karena sangatlah jelas hanya, tapi mungkin juga Anda tidak tahu. Trik ini sangat mudah, jika suatu angka dikali dengan 4, Anda hanya perlu memecahnya menjadi dikali dengan angka 2 sebanyak dua kali. Berikut contohnya.
  • Contoh pertama: 98x4

    98x4 = (98x2) + (98x2) = 196 + 196 = 392

     
  • Contoh kedua: 173x4

    173x4 = (173x2) + (173x2) = 346 + 346 = 692
9. PERKALIAN DENGAN ANGKA 11
Trik Perkalian 11
Anda pasti tahu bahwa untuk mengalikan suatu angka dengan 10, maka tambahkan 0 di belakang angka tersebut dan itu dapat dilakukan dengan sangat cepat. Dengan angka 11, juga ada trik serupa yang dapat dilakukandengan sangat cepat. Bayangkan ada spasi di antara dua digit terdepan dan terbelakang, lalu isi spasinya dengan penjumlahan digit tersebut, itulah hasilnya.
  • Contoh pertama: 19x11

    19x11 = 1 & (9+1) & 9 = (1+1) & 09 = 209
    karena 9+1 membawa carry maka ditambahkan ke angka di depannya yang dalam kasus ini 1.

     
  • Contoh kedua: 238x11

    238x11 = 2 & (38+23) & 8 = 2618
10. MELAKUKAN PENAMBAHAN UNTUK DAFTAR YANG PANJANG
Melakukan penambahan untuk daftar yang sangat panjang sangatlah menjengkelkan, apalagi jika kita disuruh untuk melakukannya secara manual tanpa ada bantuan kalkulator ataupun komputer. Triknya adalah melakukan perkiraan angka rata-rata daftar tersebut, lakukan pengurangan ke setiap angka yang ada di daftar dengan angka rata-rata dan hitung hasil akhir semua penambahan, kemudian tambahkan dengan angka rata-rata dikali dengan jumlah angka di daftar. Ya, mungkin terdengar membingungkan, tapi sebenarnya sederhana, berikut contohnya.
  • Contoh: 97 + 86 + 83 + 95 + 85 + 70 + 84 + 72 + 77 + 81 + 70 + 85 + 84 + 76 + 92 + 66

    97 + 86 + 83 + 95 + 85 + 70 + 84 + 72 + 77 + 81 + 70 + 85 + 84 + 76 + 92 + 66 = 

    1. dari daftar angka ini, tebak saja angka rata-ratanya, asumsikan angka rata-rata adalah 80. Berikutnya, cari perbedaan setiap angka dengan angka rata-rata.

    (97-80) + (86-80) + (83-80) + (95-80) + (85-80) + (70-80) + (84-80) + (72-80) + (77-80) + (81-80) + (70-80) + (85-80) + (84-80) + (76-80) + (92-80) + (66-80) =


    17 + 6 + 3 + 15 + 5 + (-10) + 4 + (-8) + (-3) + 1 + (-10) + 5 + 4 + (-4) + 12 + (-14)

    2. Setelah daftarnya menjadi semudah ini, tentu penambahan akan lebih mudah dan cepat. Kita hanya perlu mempersingkatnya dengan melakukan eliminasi. Seperti misalnya angka 5+5+(-10) adalah 0, 4-14=-10, dan seterusnya

    17 + 15 + 1 + (-10) = 23

    3. Setelah kita mendapatkan hasilnya mka aKembali ke angka rata-rata sebelumnya dan kalikan dengan jumlah angka di daftar tadi dimana dalam kasus ini ada 16 angka.

    80x16 = (80x10) + (80x6) = 800 + 480 = 1280

    4. Setelah itu kita tinggal menambahkannya kembali dengan hasil yang didapat sebelumnya dan itulah hasilnya.

    1280+23 = 1303

    97 + 86 + 83 + 95 + 85 + 70 + 84 + 72 + 77 + 81 + 70 + 85 + 84 + 76 + 92 + 66 = 1303
Jika Anda mempelajari statistik, maka Anda mungkin merasa pernah melihat cara ini. Karena cara ini meamang ada digunakan di statistik.

SATUAN UKURAN ( Panjang, Berat, Luas, Volume)

Konversi Satuan Ukuran Berat, Panjang, Luas dan Isi
 
Berikut ini adalah satuan ukuran secara umum yang dapat dikonversi untuk berbagai keperluan sehari-hari yang disusun berdasarkan urutan dari yang terbesar hingga yang terkecil :
km = Kilo Meter
hm = Hekto Meter
dam = Deka Meter
m = Meter
dm = Desi Meter
cm = Centi Meter
mm = Mili Meter

Untuk memudahkan dalam mengingat urutan susunan tersebut kita dapat membuat singkatan sendiri, misalnya Kucing HitamDalam Mobil Desi yang Cantik dan Manis

A. Konversi Satuan Ukuran Panjang
Untuk satuan ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu tingkat di bawahnya adalah dikalikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 10. Contoh :
- 1 km sama dengan 10 hm
- 1 km sama dengan 1.000 m
- 1 km sama dengan 100.000 cm
- 1 km sama dengan 1.000.000 mm
- 1 m sama dengan 0,1 dam
- 1 m sama dengan 0,001 km
- 1 m sama dengan 10 dm
- 1 m sama dengan 1.000 mm
Jadi turun 1 tingkat X 10
                 2 tingkat X 100
                3 tingkat X 1000 dst

B. Konversi Satuan Ukuran Berat atau Massa
Untuk satuan ukuran berat konversinya mirip dengan ukuran panjang namun satuan meter diganti menjadi gram. Untuk satuan berat tidak memiliki turunan gram persegi maupun gram kubik. Contohnya :
- 1 kg sama dengan 10 hg
- 1 kg sama dengan 1.000 g
- 1 kg sama dengan 100.000 cg
- 1 kg sama dengan 1.000.000 mg
- 1 g sama dengan 0,1 dag
- 1 g sama dengan 0,001 kg
- 1 g sama dengan 10 dg
- 1 g sama dengan 1.000 mg

C. Konversi Satuan Ukuran Luas
Satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang namun untuk mejadi satu tingkat di bawah dikalikan dengan 100. Begitu pula dengan kenaikan satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 100. Satuan ukuran luas tidak lagi meter, akan tetapi meter persegi (m2 = m pangkat 2).
- 1 km2 sama dengan 100 hm2
- 1 km2 sama dengan 1.000.000 m2
- 1 km2 sama dengan 10.000.000.000 cm2
- 1 km2 sama dengan 1.000.000.000.000 mm2
- 1 m2 sama dengan 0,01 dam2
- 1 m2 sama dengan 0,000001 km2
- 1 m2 sama dengan 100 dm2
- 1 m2 sama dengan 1.000.000 mm2

D. Konversi Satuan Ukuran Isi atau Volume
Satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang namun untuk mejadi satu tingkat di bawah dikalikan dengan 1000. Begitu pula dengan kenaikan satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 1000. Satuan ukuran luas tidak lagi meter, akan tetapi meter kubik (m3 = m pangkat 3).
- 1 km3 sama dengan 1.000 hm3
- 1 km3 sama dengan 1.000.000.000 m3
- 1 km3 sama dengan 1.000.000.000.000.000 cm3
- 1 km3 sama dengan 1.000.000.000.000.000.000 mm3
- 1 m3 sama dengan 0,001 dam3
- 1 m3 sama dengan 0,000000001 km3
- 1 m3 sama dengan 1.000 dm3
- 1 m3 sama dengan 1.000.000.000 mm3

Cara Menghitung :
Misalkan kita akan mengkonversi satuan panjang 12 km menjadi ukuran cm. Maka untuk merubah km ke cm turun 5 tingkat atau dikalikan dengan 100.000. Jadi hasilnya adalah 12 km sama dengan 1.200.000 cm. Begitu pula dengan satuan ukuran lainnya. Intinya adalah kita harus melihat tingkatan ukuran serta nilai pengali atau pembaginya yang berubah setiap naik atau turun tingkat/level.
Satuan Ukuran Lain :

A. Satuan Ukuran Panjang
- 1 inch / inchi / inc / inci = sama dengan = 25,4 mm
- 1 feet / ft / kaki = sama dengan = 12 inch = 0,3048 m
- 1 mile / mil = sama dengan = 5.280 feet = 1,6093 m
- 1 mil laut = sama dengan = 6.080 feet = 1,852 km
1 mikron = 0,000001 m
1 elo lama = 0,687 m
1 pal jawa = 1.506,943 m
1 pal sumatera = 1.851,85 m
1 acre = 4.840 yards2
1 cicero = 12 punt
1 cicero = 4,8108 mm
1 hektar = 2,471 acres
1 inchi = 2,45 cm

B. Satuan Ukuran Luas
- 1 hektar / ha / hekto are = sama dengan = 10.000 m2
- 1 are = sama dengan = 1 dm2
- 1 km2 = sama dengan = 100 hektar

C. Satuan Ukuran Volume / Isi
1 liter / litre = 1 dm3 = 0,001 m3

D. Satuan Ukuran Berat / Massa
- 1 kuintal / kwintal = sama dengan = 100 kg
- 1 ton = sama dengan = 1.000 kg
- 1 kg = sama dengan = 10 ons
- 1 kg = sama dengan = 2 pounds

FAMILIARISASI PESAWAT UDARA

Bagian dan fungsi dari pesawat udara  (part and function of aircraft);
Untuk mengenal dan mengetahui bagian bagian pesawat udara dengan mudah dan sistematis, maka pesawat udara dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu  :
3.1.1    Sayap   (wing)
           Dari konstruksinya pada dasarnya sayap (wing) digunakan untuk menghasilkan gaya angkat pesawat yang disebut dengan istilah “ lift”;   Sayap (wing) merupakan bagian penting dari pesawat udara karena pada wing pada umunya terdapat  tangki bahan bakar, mesin pesawat udara (engine), dan roda pendarat;
a.    Fungsi sayap (wing) sebagai gaya angkat;
Bila pesawat bergerak dengan kecepatan tertentu terjadilah aliran udara yang melewati atas sayap (V1) dan bawah sayap (V2) kecepatan V1 > kecepatan V2, maka tekanan (P) selalu berlawanan dengan kecepatan, maka P2 > P1(P2 tekanan di bawah sayap P1 di atas sayap)
      Dengan perbedaan tekanan tersebut, maka sayap akan terangkat keatas. Apabila aircraft bergerak ke kiri dengan kecepatan tertentu maka V1 . V2 sebab jarak AB di atas sayap lebih jauh dari AB di bawah sayap.
      Dengan ketentuan bahwa kecepatan (V) berbanding berbalik dengan tekanan (P)  ---- maka P2>P1.
      Aliran udara yang tepat pada titik A, kecepatannya menjadi 0 (nol), tempat titik A ini disebut Stagnation Point.
      Udara yang melewati atas sayap yang terdekat dengan airfoll, dititik X berubah menjadi turbulent (pusaran udara), titik X ini disebut Transition Point.
                  Note :
1)    Stagnation point ialah  :
Airpoil (aliran udara) yang tepat mengenai leading edge.
2)    Transition Point ialah  :
Tempat dimana air stream berubah menjadi turbulent;

b.   Jumlah Sayap
Pada dasarnya menurut jumlah sayapnya pesawat terbang di bagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu  
 1) Sayap Tunggal               (mono plane)
Pesawat ini dibuat untuk tujuan mendapatkan kecepatan (speed) yang cukup
Contoh    :   B- 737, dan lain lain sebagainya.
       2)  Sayap  Ganda                 (be plane);
Pesawat jenis ini menggunakan 2 sayap, yang bertujuan untuk     mendapatkan Lift yang maksimum mungkin;
      Contoh    :    BOXER, AUSTER, dll sebagainya
        3) Sayap  Campuran           (seque plane)
Pesawat jenis ini termasuk monoplane, yang diberi tambahan sayap yang berfungsi untuk mendapatkan Life tambahan serta untuk memasang mesin dan tangki bahan bakar.
Contoh :  Donier, DO – 28

c.  Bentuk sayap
Menurut pembagian bentuk sayapnya pesawat di bagi    menjadi 3 (tiga) kelompok,  yaitu:
1)                  Pesawat bersayap lurus    (straight wing);
     a)  Pesawat ini mempunyai bentuk sayap persegi empat dan    pada umumnya cara pemasangan sayapnya diatas;
b)    Tujuan utama membuat jenis ini adalah untuk mendapatkan Lift yang maximum.
Contoh  :
DHC – Twin Otter
Cessna U – 206
Gelatik dsb-nya
       2)  Pesawat bersayap back     (sweep bak wing);
Pesawat jenis ini mempunyai bentuk sayap yang pangkalnya lebih besar dari ujungnya, dan bertujuan untuk mendapatkan Lift dan Speed yang cukup;
Contoh  :   DC -3
      PA – 31 (piper navayo)
      PA – 23 (piper astec)
                        3)  Pesawat bersayap segitiga (Delta Wing)
 Pesawat jenis ini mempunyai bentuk sayap segitiga (delta) yang bertujuan untuk mendapatkan Speed yang tinggi
Contoh   :
                 MIG – 21
                 Phantom (F.16)
                 Concorde

d.    Pemasangan Sayap (wing installation)
Menurut cara pemasangan sayapnya pesawat terbang di bagi        beberapa cara, antara lain ialah :
1)    High Wing  :  
                                Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untuk mendapatkan Lift yang semaksimum mungkin
Contoh PE – 6 (porter pillatus)
                    U – 206 (Cessna)
                    DHC – 6 (Twin otter)

 2) Lower Wing  : Tujuan dari pemasangan ini ialah untuk mendapatkan Speed yang tinggi
Contoh   :    PA – 31
                                                    PA – 23
                                                    DC – 3 dsb-ya
 
                3) Mid Wing  : Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untuk mendapatkan Speed yang tinngi
Contoh  :         Pesawat B – 25 Bomber

                4) Parasol Wing  : Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untuk mendapatkan Lift yang besar

                           5) Gul Wing  : Tujuan dari cara pemasangan ini ialah untuk mendapatkan Lift besar. Sayap jenis ini menyerupai sayap burung elang laut
Contoh        :    Pesawat PIAGGIO – DL. 3

6)    Inverted Gull Wing  : Tujuan dibuat jenis ini untuk mendapatkan Speed yang cukup. Bentuknya mirip dengan Gull wing, hanya kedudukan sayapnya di bawah ini dan terbalik;
                            Seperti  :  MENTOR (T – 15 )
6)    Dehdyral Wing  :  Dehydral wing ini mirip dengan Lower Wing, hanya kedudukan ujung sayapnya lebih tinggi dari pangkal sayapnya. Tujuan pembuatan ini ialah untuk mendapatkan Speed yang tinggi;
3.1.2   Badan Pesawat (fuselage)
a. Fuselage adalah bagian badan pesawat yang berbentuk Streamline, dimana padanya dipasang sayap (wing) dan bagian ekor pesawat (empennage). Bagian pesawat (fuselage) ini merupakan bagian konstruksi pesawat yang sangat penting, karena pada fuselage ini dipasang sayap (wing) serta bagian ekor pesawat (empennage).
b. Fuselage merupakan ruangan pelindung yang aman bagi penumpang dan awak pesawat pada waktu melakukan penerbangan, pendaftaran ataupun pada waktu terjadi kecelakaan kecil (minor crash).
c. Pada fuselage terdapat juga flight instrument, control cable, control column, pipa-pipa bahan baker, peralatan system pernapasan dengan oksigen, kabel-kabel peralatan listrik serta peralatan dan kelengkapan lainnya.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka konstruksi untuk badan pesawat (fuselage) ini perlu dipikirkan dan disesuaikan dengan fungsinya dalam hal pembuatannya. Sebagai contoh  :  misalnya pesawat militer konstruksinya tentu berbeda dengan pesawat komersial, karena fungsinya berbeda. Tetapi sebagai pedoman untuk persyaratan yang harus dipertimbangkan untuk membuat konstruksi badan (fulselage) pesawat, baik untuk pesawat militer, maupun untuk pesawat komersial sebagai pesawat pengangkut penumpang dan barang-barang, adalah bentuknya harus stream linc, konstruksinya harus kuat dan relatif ringan.
        Type Konstruksi Fuselage ada 3 (tiga) macam, yaitu  :

a.    Konstruksi Semi monocoque
Dewasa ini banyak dipergunakan secara luas dan berkembang, karena dapat dipergunakan untuk membuat fuselage pesawat ringan sampai dengan fuselage pesawat ringan sampai dengan fuselage pesawat berat yang berukuran raksasa.
     Menurut konstruksinya, pembuatannya terdiri dari  :

1)    Vertical structure diantaranya ring, former, buckhead dan skin;
1)    Horizontal structure diantaranya langerons, stringer dan skin
Horizontal structureb ini berfungsi untuk menahan horizontal load (beban mendatar).
a)               Ring, Former, Buckhead Construction
Konstruksi dari bagian-bagian fuselage seperti ring, former dan buckhead ini berfungsi untuk memberikan cross sectional fuselage serta memberikan kekuatan dan keuletan (rigid) pada fuselage
Bentuk dan ukuran dari ketiga bagian ini sangat tergantung dari jenis pesawat dan pabrik pesawat itu sendiri. Buckhead dipasang pada tempat-tempat yang berdekatan dengan beban erat , seperti leanding gear, wing, engine mounted dsb-nya
b)               Longerons , Stringer Construction
   Longerons dan tinger adalah bagian dari fuselage yang memanjang, yang menghubungkan antara buckhead former dan ring, yang masing-masing dihubungkan dengan rivet.
Longerons dan tinger ini berfungsi untuk  menahan beban mendatar dan melekatnya skin
                          Longerons dan stringer bentuk dan fungsinya sama, hanya ukuran stringer lebih kecil dari pada longerons. Sebab itu stringer berfungsi untuk membantu tugas dari longerons.
                          Pemasangan stringer terletak disela-sela (diantara) longerons.
a.   Konstruksi Monocoque
Konstruksi monocoque ini kekuatannya, hanya ditumpukan pada kulit (skin) fuselage untuk menerima beban yang terjadi pada waktu terbang, maupun pada waktu di darat. Konstruksi monocoque ini pernah dibuat bahan plywood untuk kulit, dan hanya untuk former atau buckheadnya.
b.    Konstruksi Truss
Konstruksi daru truss ini biasanya dipergunakan untuk pesawat-pesawat ringan. Komponen dari kerangka fuselage ini terdiri dari pipa-pipa baja yang ringan. Cara menyambung komponen-komponen dari pipa baja ini dengan cara mengelas untuk membentuk fuselage.
Sedangkan untuk bahan skin adalah pabric yang di dope dan setelah itu di cat, dan konstruksi ini sulit di kembangkan untuk membuat fuselage yang besar dan pesawat yang berpenumpang banyak.
Dari ketiga type di atas, dewasa ini yang dipergunakan dan berkembang secara luas adalah type semi monoque, karena konstruksinya cukup kuat,relatif ringan, mudah dikembangkan dan mudah dikerjakan.

3.1.3      Bagian Ekor ( Empenage)
a. Emponnage adalah kesatuan bagian ekor pesawat terbang secara keseluruhan, termasuk Horizontal Stabillizer, Vertical Stabillizer, Elevator dan Rudders.
b. Emponnage ini disebut juga Aircraft Stabillizer, (bidang keseimbangan pesawat). Pada garis besarnya aircraft stabillizer, gunanya untuk mengimbangi gaya-gaya yang bekerja sewaktu pesawat sedang melakukan penerbangan, agar pesawat dapat terbang dengan penuh keseimbangan.
c.   Aircraft Stabillizer ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok dasar, yaitu :
1)    Vertical Stabillizer
       Adalah serip tegak/vertical yang tetap yang tidak dapat dipergerakan, yang gunanya adalah untuk mengimbangi gaya puntir yang diakibatkan oleh putaran baling-baling pesawat yang sedang terbang.
Disamping konstruksinya , vertical stabillizer ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain adalah :
a)    Rib, berfungsi untuk tempat pemasangan spars dan stringer, juga untuk menahan gaya mendatar;
b)    Spars, berfungsi untuk menahan gaya tegak lurus (vertical lead) juga untuk meletakkan skin.
c)    Pada vertical stabillizer ini terdapat juga alat kemudi arah yang disebut rudders.
Rudders, adalah sebagian dari pada vertical stabillizer yang dapat digerakan ke kiri dan kekanan yang gunanya untuk menentukan arah dari pada pesawat (berbelok).
a)    Stringer berguna untuk membantu spars, juga untuk melekatnya skin.
b)    Skin, bahan yang digunakan pada umumnya adalah alimunium campuran, pada pesawat model lama (kuno) bahan untuk skin banyak menggunakan fabric yang telah disempurnakan. Pemasangan skin ini harus, agar daya hambatan (drag) dapat dikurangi sekecil mungkin.
1)    Horizontal Stabillizer
a)    Adalah sirip mendatar dari ekor pesawat yang tidak dapat digerakan (tetap) dan berfungsi untuk menahan gaya mendatar dan mengimbangi gaya mendatar yang diakibatkan beratnya komponen-komponen pesawat, (misalnya mesin/engine, peralatan hydraulic dan sbegainya).
b)    Horizontal stabillizer ini dipasang pada emponnage group yang terdiri dari horizontal. Stabillizer sebelah kiri dan horizontal stabillizer sebelah kanan.
c)    Susunan konstruksinya dari pada horizontal stabillizer ini sama saja dengan konstruksi vertical stabillizer, hanya horizontal stabillizer ini mempunyai main spars (spars utama) berjumlah satu yang berfungsi untuk menghubungkan horizontal stabillizer dengan fuselage.
d)    Sedangkan spars yang lain sama halnya dengan spars yang ada pada vertical stabillizer ini terdapat juga alat kemudi untuk turun dan naik yang disebut Elevator.
e)    Elevator ini adalah sebagian horizontal stabillizer yang dapat digerakan keatas dan kebawah yang gunanya untuk menaikan dan menurunkan hidung pesawat pada waktu terbang, sehingga pesawat dapat terbang turun dan naik.
3.1.4   Jenis mesin pesawat udara;
Seperti kita ketahui bersama, bahwa semua pesawat terbang terkecuali pesawat laying (glider), memerlukan tenaga mendorong untuk menerbangkannya. Tenaga pendorong ini ada beberapa macam/ jenis mesinnya, antara lain :
a.    Mesin Piston
                 Sebagai contoh mesin piston adalah seperti yang terdapat pada mesin mobil;
1)                                                Cara kerja mesin piston :
Mesin Piston adalah basic/dasar dari mesin pendorong, mesin yang menghasilkan tenaga dan dipindahkan melalui system gigi ke propeller. Cara kerjanya sama dengan cara kerja mesin mobil, truck dan lain sebagainya. Pada hakekatnya jenis mesin piston ini menggunakan tanki-tanki olie didekatnya.
Pada mesin ini banyak terjadi getaran-getaran yang dapat menimbulkan kebakaran-kebakaran. pada mesin piston ini juga didapat alat-alat lain termasuk alat yang menggerakan pompa bahan bakar. Olie, system hydraulic dan generator umtuk mesin listrik.
Pada mesin piston udara dimasukan ke dalam carburator dan bercampur dengan bahan bakar. Percampuran bahan bakar dan udara di bakar di dalam cylinder, dan tenaga yang terjadi diahlikan dengan system gigi untuk seterusnya menggerakan propeller. Akibat gerakan propeller yang berputar itu menghasilkan tenaga dorong.
2)   Bahaya mesin piston.
Bahayanya menghampiri pesawat terbang yang berpropeller adalah dari depan dan dari samping, karena propeller ini berputar dengan kecepatan tinggi.
Propeller yang berputar dengan kecepatan sedang, janganlah didekati lebih dekat dari 15 feet dari depan dan 15 feet di tambah radius propeller dari arah samping pesawat tersebut, hal ini untuk menjaga keselamatan dan keamanan kita sendiri. Jadi di sarankan lebih baik kalau mendekati pesawat terbang yang bermesin piston dan ber-propeller adalah dari arah belakang pesawat tersebut.
Bila propeller berputar dengan kecepatan mengerem atau sedang taxing, jangan coba-coba menghampiri dari arah depan ataupun samping.
Perlu untuk kita ingatkan, mesin piston walaupun baru saja berhenti dapat berputar kembali karena suatu sentuhan pada propeller itu sendiri. Karena itu tidak dibenarkan memutar propeller
System pembuangan (exhaust) menjadi sumber pembakaran untuk bahan bakar yang tertumpah pada mesin. Bila terjadi crash/kecelakaan dan pesawat menyentuh tanah, biasanya propeller dan nose casing (tutup depan) terpisah dari mesin dan akan mengeluarkan olie yang panas pada exhaust manifold.
Patahan propeller dapat melubangi tanki bahan bakar yang ada pada sayap (wing) dan dapat mengakibatkan kebocoran dan mengeluarkan cairan bahan bakar yang mudah terbakar.
b.   Mesin Jet
1)   Cara kerja mesin jet
Mesin Jet cara kerja utamanya ada 3 (tiga) tingkat, yaitu :
Menghisap udara, setelah udara dihisap lalu dimanfaatkan dan seterusnya dikeluarkan kebelakang, sehingga menghisalkan tenaga dorong.
Mesin jet ini sudah dikembangkan sejak perang dunia ke II, tetapi belum dapat dipergunakan secara operational sampai akhir perang dunia ke II.
Prinsip kerjanya, udara dihisap kedalam mesin jet lalu dipampatkan dan bercampur dengan bahan bakar dan terjadilah proses pembakaran dan dikeluarkan sehingga menghasilkan tenaga dorong.
Mesin jet ini sedikit menggunakan bahan pelumas dan bebas dari getaran-getaran, terdiri dari ruangan kompresor yang kerjanya sama dengan mesin piston.

2)   Daerah berbahaya mesin jet
Perlu diingatkan, bahwa semburan mesin jet ini berkecepatan melebihi 30 mil per jam dan 44 feet per detik, hal ini sangat membahayakan petugas dan peralatan. Semburan dari pesawat yang bermesin jet dapat menimbulkan kecepatan di atas 30 mil per jam, pada jarak-jarak tertentu saat mesin pesawat bekerja.
 Kecepatan semburan ini dapat berubah-ubah tergantung berapa persen (%) tenaga mesin itu digunakan. Kadang-kadang kecepatan semburan mesin jet dapat menerbangkan
Suatu benda seolah-olah seperti peluru. Karena itu, kita perlu menghindar dari daerah semburan yang dimaksud. Daerah yang aman pada mesin jet adalah 25 feet dari depan mesin/daerah hisap (in take area) dan 150 feet dari belakang mesin/daerah semburan (exhaust area).
                  3)  Jenis mesin jet
a)    Ram Jet
Ram jet adalah bentuk mesin jet sederhana, tidak ada bagian-bagian yang bergerak dan menghasilkan tenaga dorong dengan cara menghisap udara dari depan lalu udara tersebut dimanfaatkan hanya melalui bagian yang dibuat sedemikian rupa. Bahan bakar di pompa kedalamnya dan dibakar serta gas yang panas tertembak keluar dan menghasilkan tenaga dorong.
 b) Pulse Jet
Udara melalui saluran masuk (inlet) di bagian depan dari mesin turbo jet dan masuk ke kompressor. Di kompressor udara tersebut dimanfaatkan terus secara berganda dengan memakai ratusan kipas dan dipersempit dalam ruangan kecil. Udara yang dimanfaatkan/ditekan ini terus masuk keruangan pembakaran (combustion chamber) dan bercampur dengan bahan bakar dan dibakar.
Pembakaran yang konstan menaikan tenaga dari udara yang tertekan dan terus masuk ke dalam turbine dan keluar melalui tailcome (kerucut ekor).
Turbine bekerja seperti kincir, memberi tenaga untuk memutar kompressor. Gas yang mengembang menolak jalan keluar kebelakang, sehingga menghasilkan tenaga dorong pada pesawat terbang. Pada beberapa mesin turbo jet mempunyai “after burner” pada mana ditekan bahan bakar ke dalam system pembuangan dan dibakar.
a)    Turbo Prop
Turbo prop adalah propellers yang digerakan dengan mesin jet. Tenaga penggerakannya dari system pembuangan jet melalui gigi pengatur.
Mesin turbo prop dapat mengeluarkan tenaga dorong yang besar, yang kecepatannya sama seperti pada mesin jet. Karena itu janganlah menghampiri mesin turbo prop dari arah belakang.

. Aircraft Emergency Facilities and Instructional
Perlu diketahui bahwa setiap pesawat terbang, terutama pesawat terbang komersial yang selalu mengangkut banyak penumpang, harus dilengkapi dengan fasilitas-fasiltas darurat (emergency facilities).
Fasilitas darurat ini dipersiapkan untuk digunakan sebagai sarana/alat pembantu untuk menolong mempercepat serta memperlancar proses penyelamatan dan pengungsian penumpang dan awak pesawat itu sendiri, apabila terjadi kecelakaan.
Dengan telah tersedia fasilitas darurat tersebut, diharapkan dapat membantu memperlancar pelaksanaan tugas operasi pertolongan, sehingga diharapkan dapat mengurangi korban jiwa pada setiap kecelakaan pesawat terbang.
  Fasilitas emergency (emergency facilities) yang harus disediakan pada    pesawat terbang antara lain adalah :
3.2.1      Jalan keluar (Escape Route)
  
Ada suatu ketentuan bahwa untuk pesawat penumpang yang cabinnya dibuat tertutup, maka cabin tersebut harus dilengkapi dengan minimal sebuah pintu yang ukurannya cukup memadai untuk keluar dari dalam cabin dengan mudah bila terjadi suatu kecelakaan.

Pintu tersebut harus dapat terbuka dengan mudah baik dari dalam maupun dari luar. Latch dari pintu harus dapat terkunci dengan baik, tetapi latch tersebut harus mudah dibuka dengan cara yang sederhana.

Untuk pesawat terbang yang berpenumpang lebih dari 5 orang akan tetapi kurang dari 15 orang, maka cabin pesawat tersebut harus dilengkapi dengan minimal satu emergency exit (pintu darurat) sebagai tambahan dari pintu utama yang ada, dan letak dari pintu darurat (emergency exit) harus bersebrangan dengan pintu utama. Hal tersebut untuk memudahkan para penumpang di cabin untuk keluar apabila mengalami kecelakaan.
Apabila kapasitas lebih dari 15 orang, maka harus ada tambahan lagi sebuah jalan keluar (pintu) untuk tiap-tiap lebih kurang 7 orang. Umpama penumpang 22 orang, maka minimal harus ada 3 jalan keluar (pintu), 29 orang harus 4 pintu dan seterusnya.
     Jalan keluar (escape road) merupakan suatu sasaran yang disediakan untuk keluar penumpang dan awak pesawat untuk menyelamatkan diri apabila terjadi kecelakaan.
      Jalan keluar bagi penumpang dan awak pesawat yang disediakan antara lain ialah :
a.    Pintu Utama / Pintu Normal (normal door)
Pintu ini adalah pintu pesawat yang biasa digunakan dan disediakan untuk penumpang masuk dan keluar dari pesawat secara normal. Pada umumnya letak pintu ini selalu disebelah kiri pesawat baik didepan maupun di bagian belakang.
b.    Pintu Darurat (Emergency Door)
Pintu darurat ini adalah pintu pesawat yang hanya boleh dipergunakan oleh penumpang maupun awak pesawat untuk keluar dari pesawat apabila dalam keadaan darurat saja.
Pada umumnya letak pintu darurat ini selalu bersebelahan dengan pintu utama, hal ini dimaksud untuk memudahkan para penumpang di cabin untuk keluar apabila mengalami kecelakaan/keadaan darurat.
Suatu ketentuan bahwa pintu darurat (emergency exit) harus mempunyai ukuran minimal 19 linch, dan emergency exit ini harus mudah dikenal, maka emergency exit harus diberi tanda yang jelas baik dengan warna maupun dengan tulisan dan keterangan cara membukanya. Warna yang digunakan untuk tanda biasanya dengan warna merah.
c.    Jendela Darurat (emergency window)
Jendela darurat adalah suatu unit jendela yang harus disediakanpada setiap pesawat terbang, dan hanya boleh digunakan untuk jalan keluar apabila dalam keadaan darurat (emergency).  Biasanya untuk pesawat terbang komersial dewasa ini, jendela darurat (emergency window) ini selalu ada pada daerah pangkal dari sayap (wing root), baik yang sebelah kiri maupun kanan dari cabin penumpang.
a.    Sliding Clear Window
Sliding clear window adalah suatu unit jendela yang dapat dibuka dengan cara ditarik dan geser baik kebelakang maupun kedepan.
Letak Sliding clear window ini adalah untuk pilot yang ada pada cocpit untuk keluar dari pesawat dengan cepat serta menyelamatkan diri apabila terjadi kecelakaan.

b.    Bagian pesawat yang dapat dengan mudah untuk dipotong (break in point / cutting point / chops in point).
Break in point adalah suatu daerah tertentu pada badan pesawat (fuselage) yang dapat dengan mudah untuk dipotong serta digunakan sebagai jalan keluar secara darurat bagi penumpang maupun awak pesawat apabila pintu utama, pintu darurat, jendela darurat tidak dapat dibuka.
Biasanya untuk daerah yang dapat dengan mudah untuk dipotong ini selalu ditandai dan diberi tanda siku-siku yang membentuk kotak persegi empat ataupun garis yang terputus-putus. Kadang kala diberi tanda gambar kampak (yang maksudnya bagian tersebut dapat dipotong dengan kampak secara mudah).
 Warna garis yang membentuk siku-siku ataupun garis yang terputu-putus yang membentuk kotak persegi empat untuk tanda break in point / cutting point / chops in point tersebut harus dengan warna yang kontras, maksudnya agar mudah dilihat. Biasanya dibuat dengan garis yang berwarna merah atau kuning yang terang.
Note  :    
1)    Pemotongan hanya boleh dilaksanakan dalam keadaan darurat saja jika normal door , emergency exit tidak dapat dibuka untuk penyelamatan;
2)    Untuk pesawat udara komersial sekarang ini pada umumnya selalu menggunakan pressurized cabin dan cara membuka emergency window adalah dengan cara menekan emergency window tersebut ke dalam cabin setelah latch (pengunci) dibuka.   Apabila membukanya dari dalam cabin, maka setelah latch (pengunci) nya dibuka emergency window ditarik ke dalam;
Alat/Perlengkapan pembantu untuk memperlancar dan mempercepat proses penyelamatan dan evakuasi penumpang dan awak pesawat

Dalam keadaan darurat (emergency) untuk memperlancar dan mempercepat proses penyelamatan dan evakuasi korban keluar dari pesawat secara cepat sangat dibutuhkan beberapa peralatan pembantu diantaranya  :
3.3.1   Escape Rope  (tali peluncur);
           a.   Gunanya untuk mempercepat dan memudahkan awak pesawat keluar dan menyelamatkan diri dari pesawat , karena letak badan pesawat dari ground terlalu tinggi;
           b.  Letak escape rope biasanya pada setiap emergency window dan juga pada cockpit (ruang kemudi) pesawat udara;
           c.  Escape rope pada cockpit digunakan oleh pilot untuk keluar dari cockpit bila pesawat udara mengalami darurat;
           d. Escape rope pada jendela darurat digunakan oleh para penumpang untuk keluar dan turun dari pesawat udara secara cepat;
3.3.2   Escape Chute (alat peluncur)
 Pesawat penumpang / komersial dewasa ini rata-rata berbadan besar dan letak badannya tinggi dan tanah, sehingga penumpang sukar untuk turun dari pesawat untuk menyelamatkan diri apabila terjadi kecelakaan. Sehubungan dengan itu, maka harus disediakan alat peluncur (ascape chute).
Escape chute adalah suatu alat yang disediakan untuk dipergunakan dalam keadaan darurat, untuk membantu memperlancar proses penyelamatan dan pengungsian penumpung pada pesawat yang mengalami kecelakaan.
Setiap pesawat terbang yang letak cabin / badannya tinggi dari tanah pada setiap pintu utama dan pintu daruratnya selalu dipasang/disediakan alat peluncur (escape chute).
Alat peluncur ini ada 2 (dua) macam , yaitu :
a.   Inflatable Chute
Suatu jenis alat peluncur yang dapat mengembang dengan sendirinya secara otomatis dalam tempo 10 detik setelah dioperasikan, sehingga tidak diperlukan orang untuk memegangnya selama alat peluncur ini terpasang untuk dipergunakan dalam keadaan darurat.
a.   Non Inflatable Chute
Adalah suatu jenis alat peluncur yang tidak dapat mengembang dengan sendirinya, sehingga untuk mengoperasikannya / pemasangannya diperlukan orang untuk memegangnya, apabila akan dipergunakan.

Alat / Perlengkapan Pembantu Penyelamatan Penumpang Pesawat Udara di Perairan
Perlu  diketahui  bahwa kecelakaan pesawat udara itu dapat terjadi dimana saja, baik di darat, di udara maupun di perairan.
Oleh sebab itu maka setiap pesawat  komersial harus menyediakan bermacam-macam peralatan untuk menyelamatkan .penumpang bila terjadi kecelakaan pesawat di perairan yaitu  :
3.4.1      Pelampung Penyelamat (life jacket)
Pelampung penyelamat ini disediakan untuk keperluan setiap penumpang agar dapat membantu menyelamatkan diri apabila terjadi kecelakaan di daerah perairan.
Penempatan alat penampung penyelamat ini biasanya di bawah            kursi penumpang, sehingga mudah diambil dan dapat segera digunakan apabila dalam keadaan darurat. Pada umumnya jumlah pelampung penyelamat ini harus sesuai dengan jumlah jiwa yang diangkut oleh pesawat tersebut.
3.4.2   Rakit Penyelamat (life raft)
           Rakit penyelamat ini disediakan untuk penumpang dan awak pesawat untuk membantu menyelamatkan diri pada waktu terjadi kecelakaan di daerah perairan.
Rakit penyelamat ini bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk perahu karet dan ada yang berbentuk bundar dan kadang-kadang dilengkapi dengan penutup/tenda untu menghindari panas.
Daya tampung rakit penyelamat (life raft) ini bermacam-macam sesuai dengan besar kecilnya. Kebanyakan pesawat penumpang yang modern dan berpenumpang banyak. Daya tampung rakit penyelamat minimal untuk 20 orang, bahkan ada yang mempunyai daya tampung 40 orang.
Jumlah rakit penyelamat yang harus disediakan pada pesawat tergantung dengan daya tampung rakit penyelamatannya, dengan mempertimbangkan jumlah/kapasitas penumpang dan awak pesawat yang diangkut / dibawa oleh pesawat itu sendiri.

Sebagai Contoh :

Apabila daya tampung rakit penyelamat 20 orang per unit, sedangkan jumlah / kapasitas penumpang dan awak pesawat 70 orang, maka rakit penyelamat (life raft) yang harus disediakan minimal 4 unit;
Penempatan rakit penyelamat (life raft) biasanya pada pintu utama dan pintu darurat, agar mudah dikeluarkan dan dikembangkan untuk dipergunakan.